Pro Israel, Starbucks dan H&M di Maroko Tutup Permanen?
Maroko memasuki sorotan internasional karena gelombang kontroversi yang merenggut operasional sejumlah merek terkenal. Starbucks dan H&M, yang dioperasikan oleh Alshaya Morocco, anak perusahaan raksasa Kuwait, menghentikan kegiatan bisnis mereka di negara ini pada bulan Desember.
Keputusan ini tampaknya terkait dengan tekanan dari boikot yang meluas, dilaporkan karena dugaan keterlibatan dukungan finansial terhadap Israel dalam konflik Gaza dan Tepi Barat. Meski kedua perusahaan memberikan alasan kepergian mereka sebagai hasil dari kurangnya daya tarik pasar Maroko, aksi boikot ini telah memunculkan pertanyaan besar di benak banyak orang.
Namun, bukan hanya Starbucks dan H&M yang terkena dampak. Raksasa makanan cepat saji seperti McDonald’s dan KFC juga merasakan penurunan drastis dalam jumlah pelanggan mereka di Maroko. Kontrasnya, sinyalemen resmi dari perusahaan-perusahaan ini tidak selaras dengan laporan-laporan media lokal.
McDonald’s Maroko menyangkal rumor yang beredar, mengklaim bahwa keputusan mereka untuk keluar dari pasar Maroko bukan karena tekanan politik, sementara toko-toko dari perusahaan-perusahaan yang diduga berpihak pada Israel ditemukan sepi oleh para pengamat.
Situasi ini menciptakan disonansi antara narasi resmi perusahaan dan persepsi yang berkembang di tengah masyarakat. Apakah ini hanya masalah ketiadaan daya tarik pasar ataukah sebuah reaksi terhadap tekanan publik yang membesar, meninggalkan banyak yang bertanya-tanya di balik layar aksi boikot ini yang memunculkan pertanyaan seputar etika bisnis global di tengah perseteruan geopolitik.
Gimana nih tanggapan lo moods?
Leave a Reply