Egois atau Idealis? Childfree Masih Dianggap Aib di Indonesia.

Lo pasti pernah denger fenomena childfree yang diangkat oleh salah satu influencer asal Indonesia yang tinggal di Jerman. Yup, Gitasav dan suaminya, Paul pernah speak up kalo mereka memilih buat childfree. Tapi gara-gara milih buat childfree, mereka malah dirujak di medsos. Kenapa ya? Nah, sebelum Minmoods kasih tau alesan mereka dirujak, Minmoods mau kasih tau dulu definisi dari childfree.

Apa sih artinya childfree?

Childfree ini adalah keputusan yang dibuat secara sadar ketika suatu individu atau pasangan memilih buat gak punya anak. Childfree ini gak jauh-jauh dari tentang hak-hak reproduksi mereka. Nah, menurut Konferensi Internasional, dijelasin kalo hak reproduksi mencakup hak asasi manusia tertentu yang sudah diakui dalam hukum nasional, dokumen hak asasi manusia internasional, dan dokumen kesepakatan PBB. Jadi, gampangnya, mereka punya kebebasan dan tanggung jawab buat menentukan seberapa banyak, seberapa sering, dan kapan mereka pengen punya anak.

Kenapa mereka milih buat childfree?

Alasan memilih childfree bisa bervariasi, Moods. Misalnya, kalo sebelum atau setelah menikah mereka ngerasa belom mentally stable. Mereka khawatir kalo anaknya bakal punya trauma atau gak mau anak mereka ngalamin masa kecil yang sama sulitnya kayak diri mereka dulu. Ada juga pertimbangan ekonomi karena belom stabil secara finansial dan punya banyak tanggungan. Mereka milih buat gak punya anak, khawatir kalo kebutuhan anak gak bisa terpenuhi secara optimal. Bahkan ada yang beranggapan kalo punya anak itu ‘mahal’ karena banyak kebutuhan yang harus dipenuhi.

Kenapa childfree malah dianggap aib di Indonesia?

Di Indonesia, nunda keputusan atau sama sekali gak punya anak masih dianggap tabu. Bisa dicap sebagai aib karena ‘enggan’ buat punya keturunan. Apalagi perempuan yang khususnya nanti akan mengandung dan melahirkan memilih buat child-free. Mereka sering dapet pressure kayak “kapan punya anak?” atau “udah berapa tahun nikah kok gak punya anak?”. Alasannya karena masyarakat kita masih punya stigma kalo kodrat perempuan adalah menjadi ibu. Ujung-ujungnya akan kasih stigma kalo mereka gak subur dan menciptakan tekanan emosional buat pasangan suami istri.

Perempuan gak wajib untuk bereproduksi. Pilihan untuk gak menjadi Ibu gak egois.

Gak cuma itu, masyarakat di sini cenderung masih percaya mitos kalo punya banyak anak bisa bawa rezeki yang melimpah. Sayangnya, pikiran kayak gitu gak didasari dengan mempertimbangkan faktor kesehatan, sosial, atau ekonomi. Masyarakat sering nilai pasangan yang milih buat gak punya anak sebagai egois. Mereka mikir kalo mereka gak mau menanggung tanggung jawab mengasuh anak di masa depan. Tapi, sebenernya, pilihan buat gak punya anak bisa menunjukkan awareness yang lebih tinggi terhadap kondisi pribadi.

Misalnya, pasangan child-free mungkin lebih peka tentang keadaan finansial mereka kayak punya tanggungan hutang yang harus segera dilunasi. Selain itu, mereka yang gak siap secara mental buat mengasuh anak bisa menciptakan lingkungan yang lebih sehat, meminimalisir potensi trauma yang mungkin dialami oleh anak akibat kurangnya kesiapan orang tua buat menanggung tanggung jawab tersebut. Makanya, keputusan buat gak punya anak bukan tindakan egois, tapi malah tanggung jawab terhadap kondisi diri sendiri.

Alasan masalah mental dan memilih untuk childfree.

Makanya, keputusan buat gak punya anak harus jadi kesepakatan bersama bareng pasangan lo. Kalo pada akhirnya lo memilih buat gak punya anak, tenang aja, itu bukan sesuatu hal yang aib atau egois, kok. Punya anak bukan cuma tanggung jawab seumur hidup, tapi juga komitmen yang melibatkan banyak pertimbangan.

Dengan lo ambil keputusan childfree, lo bisa lebih fokus sama hal-hal lain di hdiup lo dan bangun hubungan yang lebih deket dengan pasangan atau keluarga. Tapi jangan lupa, keputusan ini perlu didiskusiin bareng pasangan lo karena punya anak adalah kesepakatan antara pasangan, bukan tuntutan masyarakat karena keluarga tanpa anak akan tetap jadi keluarga.

What's your reaction?

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *