Masih Jaman Tradisi Kawin Lari Sampai Kawin Tangkap?
Pernikahan adalah momen yang membahagiakan sekaligus salah satu hal sakral dalam hidup. Di Indonesia sendiri, pernikahan bisa dilakuin dengan berbagai tradisi sesuai sama adat masing-masing daerah.
Tapi gimana kalo ternyata kemauan lo buat nikah sama pujaan hati terhalang perasaan, restu, atau bahkan mahar keluarga? Nah saatnya lo kenalan sama tradisi ‘kawin tangkap’ asal Sumba. So, waktunya kenalan sama yang namanya tradisi ‘kawin tangkap’ atau beberapa ada yang menyebutnya ‘kawin lari’.
Dalam video yang pernah viral di akhir tahun 2023 lalu, diperlihatkan sekelompok pria di Sumba Barat Daya, NTT, menangkap dan menculik seorang wanita untuk diajak menikah. Praktik culik tersebut dilakukan tanpa persetujuan wanita yang diculik. Kasus ini berakhir dengan pihak kepolisian yang menangkap kelima pelaku penculikan. Inilah yang dikenal dengan tradisi ‘kawin tangkap’.
Asal Muasal Tradisi Kawin Tangkap
Sebuah tradisi yang mengakar di beberapa daerah pedalaman Sumba, seperti Wawewa dan Kodi. Tradisi ini dilakukan oleh keluarga mempelai pria yang terhalang mahar atau izin dari pihak wanita. So, untuk mempertahankan harga diri atas penolakan tersebut, si pihak pria ngelakuin aksi nekat penculikan.
KONTROVERSI Kawin Tangkap
Meski bukan hal baru, tradisi ini nyatanya banyak nimbulin kontroversi karena praktiknya dinilai identik dengan kekerasan, diskriminasi gender, hingga pelanggaran HAM. Soalnya, tradisi ini udah banyak melenceng dari aturan adat yang berlaku sehingga banyak merugikan perempuan.
KALAU BANYAK DITENTANG, KENAPA MASIH LANGGENG?
Menurut Martha Hebi, seorang penulis dan peneliti perempuan asal Sumba, praktik kawin tangkap masih langgeng karena “masih banyak yang menganggapnya sebagai tradisi . Tahun 2020 lalu, Bupati asal Sumba sempat melarang tradisi ini, tapi justru banyak kawin tangkap dilakukan secara diam-diam dan tak terungkap di media.\\
Nah kalo menurut lo gimana nih Moods?
Baca juga: Emang Salah Kalau Masih Trauma Karena di Selingkuhin?
Leave a Reply